Selasa, 30 Juni 2009

fantasy bagian sebelas

“Jalan kanan!”

“Kiri!”

“Kanan!”

“Kiri!”

“Kanan!”

“Kiri!”

Di depan sebuah persimpangan antara 2 jalur terlihat 2 orang yang tengah bertengkar. Terus mempertahankan pendirian masing-masing, selama berjam-jam.

“Kenapa tidak ambil jalur tengah?”, ucap seorang wanita tua yang sembari tadi melihat pertengkaran antara juki dan kyu tersebut. Ia menunjuk ke tengah antara jalan yang berbelok ke kanan dan jalan yang ke kiri.

“Nek... disitu tidak ada jalan...”, ucap kyu dengan nada lembut.

“Coba lah kalian berjalan ke arah situ...”, ucap wanita tua itu. Tempat yang ditunjukannya adalah sebuah hutan lebat yang dikenal dengan nama ‘hutan tanpa ujung’.

“...”

“Kenapa juk?”

“Enggak... kayaknya aku pernah dengar suara dia...”, ucap juki agak ragu.

“Cuma perasaan mu aja kali...”

“Kalau pernah memang kenapa...”, nenek itu tersenyum tipis sambil memandang juki dengan pandangan mata yang penuh arti.

Juki agak terkajut melihat senyuman dan pandangan nenek itu. Namun beberapa detik kemudian ia langsung dapat menenangkan dirinya dan berbalik ke arah hutan itu.

“Juki?”

“Kita lewat hutan ini saja... toh ini perintah...”, ucap juki dengan senyum tipis. Kyu melihat hal itu dan langsung mengerti dengan hal bitu. Tanpa banyak protes ia menggaguk dan melangkah menuju hutan itu mendahului juki.

“Sampai nanti... nenek vera...”, ucap kyushi yag langsung hilang di rimbunan daun itu.

“Lain kali jadi yang lain saja... menyeramkan deh...”, lanjut juki yang juga di telan rimbunan daun.

Wanita tua itu hanya tersenyum tipis dengan pandangan mata sinis.

“Kendalikan boneka... dan setelah itu kedalikan dunia... no fantasy...”, ucap nenek itu yang langsung berubah menjadi seseorang. “Seenaknya mengatakan aku menyeramkan... kamu jauh menyeramkan!”

- Di dalam hutan -

“Ampun deh... ni hutan lebat banget...”, ucap kyushi yang sibuk menyingkirkan daun-daun yang menyelubinginya dengan tangan kosong.

“Tidak aneh disebut hutan tanpa ujung...”, ucap juki agak tenang.

“Kok kamu bisa tenang kayak gitu?”

“Sapa yang tenang? Gw lagi mikir kok...”

“Mikir apa?”

“Mikir ada apa di hutan ini sampai dia nyuruh kita kesini...”

“Iseng...”, ucap kyushi dengan pandangan polos.

Juki melihat ke dalam mata kyushi yang tengah menatapnya itu dengan pandangan sayu tanpa tahgu akan mengatakan apa. Wajahnya makian dekat ke wajah kyushi dan...

“Kalo iseng dia g bakal make costum kayak gitu!”, ucap juki yang langsung meninju kyushi hingga ia terpental kebelakang.

“Aduduh... jadi ce lebih lembut napa!”

“G mau! Ogah!”

“G ada manis-manisnya...”, gumam kyushi.

Juki terdiam dengan pandangan ingin membunuh. Senyum tipis kembali terlukis di wajahnya, dengan gontai ia berjalan ke arah kyushi, sarung tangan berwarna hitam dengan sulaman bertuliskan MF3 dikenakannya dan dalam hitungan detik...

“Graow...”, suara itu mengehentikan tangannya yang hampir memukul kyushi untuk kedua kalianya.

Juki mengadahkan kepalanya, mencari asal suara itu. Dan melompat ke puncak sebuah pohon yang paling tertinggi yang ada didekatnya. Kyu mengikutinya dari belakang.

‘Kita bertemu lagi...’, ucap pemilik suara itu yang tidak lain adalah retsel.

“Hem... ternyata alasan ku diminta kesini adalah kau...”

“Bukan aku... tapi kami!”, ucap kyushi membenarkan ucapan juki.

‘Tidak akan kumaafkan...’, retsel mengibaskan sayapnya yang kuat dan lebar, menghasilkan sebuah angin ribut yang kencang di tambah dengan semburan api dari mulutnya.

“Hem... kau pikir ini bisa mengehntikan kami?”

“Kyushi!”

“No... Fantasy!”, teriak juki dan kyu secara bersmaan.

“Waktumu untuk mati...”, ucap juki sambil tersenyum tipis.

“Boleh untukku?”

“Silahkan... targetku kan serenada...”

‘Graaah... tak akan kubiarkan aku menyentuh serenada!’

“Ya... ucapkan semaumu...”, ucap kyushi.

“Sudah deh... cepat lakukan dan nanti segel...”

“Boleh saja... black... hur---“

“BENTAR!!!!!!!”, teriak seseorang yang tiba-tiba muncul dan menghentikan hempasan pedang kyushi.

“Vera... jangan ganggu...”, ucap kyushi.

“Bukan gitu... aku bukannya mau ngeganggu... tapi bukan ini alsannya...”

“Lalu?”

‘Princess of vodoo...’

“Hello... capture!”, ucap vera yang menjentikkan jarinya dan membuat retsel terkurung dalam ebuah kartu yang langsung masuk dalam kantung vera.

“Akh... keluarin! Keluarin!”, rengek kyushi.

“Ogah! Nanti aja...”

“Udah deh... langsung ke pokok masalah aja...”

“Juki tak berperasaan...”

“I don’t care...”, ucap juki sambil menutup kedua telingannya.

“Terus... boleh aku bicara?”, tanya vera yang di acuhkan.

“Silahkan...”, ucap kyu dan juki kompak.

“Aku mau bilang soal ada 2 orang aneh yang masuk ke hutan ini...”, ucap vera agak tenang. Mendengar hal itu juki dan kyu bersiap menyerangnya. “Bukan kalian! Sebelum kalian maksudku!”

“Siapa?”

“Phi sama kekasihnya...”

“Heh? Kekasih phi?”, juki dan kyu agak bingung mendengar ucapan vera. Pikiran mereka melayang ke kafe yang mereka tinggalkan beberapa waktu silam.

“Mulai deh... maksudku seiront... ingat g?”

“Tapi bukanya phi masih dalam rangka pendekatan...”, ucap kyu dengan nada tenang.

“Udah resmi jadian... mau ku liatin rekamannya?”

“Dengan senang hati...”

“Yang mata-mata itu siapa sih?”, gumam vera kecil. Ia langsung mendarat di bawah dan mulai menggambar lingkarab sihir dengan ranting pohon.

“Eh... vera itu type apa?”, tanya kyu agak bingung.

“Um... type pengendali kayaknya..”

“Heh?”

“Kenapa?”

“Habisnya type pengendali kan sedikit, vera enak deh... kekuatannya bisa cepat terkumpul sempurna...”

“Bukannya enakan kau? G usah nunggu yang lain...”

“Iya deh... yang paling susah si misa... dewa kematiannya kebanyakan...”

“Kyahaha”, juki jadi tertawa sendiri mendengar penuturan kyu yang tanpa rasa bersalah sama sekali.

“Nah... siap... wahai boneka ku yang manis... penuhi panggilan tuanmu ini... VON!?”, ucap vera dengan nada lantang. Langsung saja lingkaran itu bersinar dan muncul boneka tengkorak kesayangan vera... von.

“Ada apa memanggilku nona?”, tanya von.

“Video nomor 55067876767”, ucap vera dengan agak ragu.

“Baik...”, von langsung memancarkan sinar dari matanya yang tertera sebuah pemandangan di layar di ujung sinar itu.

‘Alex... maukah kau menjadi kekasihku...’, langsung saja terdengar ucapan itu dari arah mulut von. Amat sangan mirip dengan suara milik seiront. Kyu dan juki yang mendengar hal itu hanya terdiam saja.

‘Eh!? Kau serius seir?’, gantian suara alex yang ditiru.

‘Wew... hebat... minta popo corn!’, terdengar suara leme. Di layar tanpak leme tengan mengambil pop corn milik mei.

‘I---‘

‘Tidak akan kubiarkan’, kali ini terdengar suara yang asing dan tidak dikenal oleh keduanya.

“Pause bentar! Pause bentar!”, ucap juki. Von langsung berhenti bergerak. Begitu juga dengan rekamannya.

“Da apa juk”, tanya vera bingung.

“Gw dah ngerti lanjutannya... sekarang kasih tahu aja mereka diamana”, ucap juki yang kelihatan malas melihat rekaman itu lebih jauh lagi.

“Juki cemburu ya?”, ucap kyu dengan senyum nakal terpancar diwajahnya.

Juki memandang ke arah kyu dengn pandangan agak kesal.

“Um... juk?”

“Apa ver?”, tanya juki.

“Ini ada titipan dari selain...”, vera melemparkan sebuah kantung coklat ke arah juki.

“Apaan nih?”, tanya kyu yang langsung menyambar kantung itu.

“Selesein dulu tujuan lo ngomong yang tadi!”, teriak juki yang membuat vera dan kyu terdiam.

“Ja... jalan saja ke arah utara... nanti ketemu seir sama alex...”, ucap vera yang langsung meghilang bersama von.

“Vera kabur..”

“Biarin aja... udah jalan...”, ucap juki agak cuek.

“Lagi bad mood toh...”

“Hah?”

“G... anggap saja aku tidak bicara apapun tadi...”, ucap kyushi sambil tersenyum. Ia berjalan mendahului juki yang tampak kebingungan menuju arah yang disebutkan oleh vera tadi.

- di castel -

“Im back...”, ucap vera begitu muncul.

“Darimana ver?”, tanya misa penasaran.

“Habis nemuin juki... kayaknya dia lagi bad mood...”

“Hum... mungkin dia juga mulai merasakannya”

“Merasakan apa?”

“Kebangkitan dari tidur panjang...”

“Eh? Jangan bilang?”, misa menatap ke arah vera dengan pandangan sayu dan menggagukan kepalanya pelan.

“Tapi... ini terlalu cepat... padahal banyak yang belum kita ketahui...”

“Misa...”

“Sudahlah... ayo masuk...”, misa tersenyum lembut ke arah vera.

Vera hanya terdiam melihat senyuman yang trlukis di wajah misa.

“Duluan saja...”

“Ya sudah... jangan terlalu lama...”, ucap misa yang meninggalkan misa.

“Kalau benar lebih cepat dari perkiraan... artinya ada sesuatu kesalahan yang kita lupakan...”, gumama vera.

“Kesalahan kalian adalah apa yang kalian lakukan...”, terdengar suara dari suatu tempat.

“Siapa?”

“Di atasmu...”, vera melihat ke atas.

Matanya terbelalak melihat sesosok malaikat kecil tengah terbang di atas kepalanya.

“Kau...”

“Aku Ka... malaikat milik nona katsu...”

“Cih... mata-mata ya?”

“Kurang lebih...”

“Lalu ada masalah apa mata-mata kecil ini menunjukkan dirinya?”

“Tugasku sudah selesai... nona katsu sudah memerinthakanku untuk kembali...”

“Maksudnya mau pamitan?”

“Bukan... aku hanya mau memperingatkan... nona katsu baru menyadarinya belakangan ini kalau cairan itu mulai berubah warna menjadi putih...”

“Eh? Cairan di tabung itu!?”

“Harusnya menjadi tidak berwarna... tapi putih.. sampai nanti...”, ucap malaikat kecil itu dan langsung menghilang.

“Cih... kembarannya katsu beneran...”, ucap vera. Bergegas dia berlari ke arah ruangan terdalam itu.

“Lho? Ver? Mau kemana?”, tanya selai yang berpapasan dengan vera.

“Memastikan ucapan malaikat itu...”

“Heh?”

“Uhuk-uhuk... sudah mulai terasa...”, misa yang bersembunyi di ruangan mulai terlihat pucat.

“Queen? Anda tidak apa-apa?”, tanya chaos yang muncul dari kegelapan.

“Um... hanya tidak enak badan...”

“Jangan bohong.. ini juga pernah terjadi dulu...”

“Maksudmu?”

“Ini... gejala yang sama dengan princess...”

“Jadi begitu ya... 1 terbangun yang lain tertidur...”

- ke hutan -

“Seir... kita tersesat nih...”, ucap alex dengan pandangan sayu.

“Sabar... pasti akan ada jalan keluar...”, seiront tersenyum lembut dan membuat alex merasa aman untuk sesaat.

“Jangan mesra-mesraan...”, terdengar suara juki dari arah atas.

Alex dan seiront menengadah dan melihat juki dan kyu tengah melayang di atas keduanya.

“Yo...”, ucap kyu memberi salam.

“Kyu! Juki...”

“Lama tak jumpa...”, juki tersenyum lembut.

“Ju... juki senyum?”, lansung saja senyuman yang ada di wajah alex berubah menjadi wajah pucat.

“Aneh kan phi? Aneh kan?”, langsung saja kyu jadi bersemangat mengatakan hal itu.

“Cage!”, ucap juki sambil terus tersenyum. 3 buah bakso ia lemparkan dan mengenai seiront, alex dan kyu.

“Juki! Kok gw juga!”, teriak kyu dari dalam bola yang tadinya adalah bakso yang dilemparkan juki. Sementara alex dan seiront hanya tenang-tenang saja dengan hal itu.

“Diam klaau ingin kukeluarkan...”, senyum juki langsung berubah menjadi pandangan pembunuh berdarah dingin dan membuat kyu jadi terdiam.

Dengan cepat juki melakukan transport yang membuat mereka sampai di luar hutan dalam hitungan detik.

“Release...”

Bola yang membungkus kyu terlepas. Namun tidak untuk milik seiront dan alex.

“Juki? Kok nggak dilepas?”, tanya seiront agak bingung.

“Sandera tidak boleh mengucapkan hal aneh begitu”, balas juki sambil membelakangi mereka. Kyu yang menyadari akan hal itu hanya bisa terdiam.

“Sandera?”, ucap alex yang bingung sendiri.

“Ya... sandera... Field set... fish...”

Bola yang membungkus seiront dan alex pecah, tumpahan air mulai menyebar dalam radius 300 meter dan memenuhi daerah itu dengan air bagaikan aquarium tanpa kaca, menenggelamkan keempatnya.

“Juk... maksudnya ini apa?”, tanya kyu yang memang bisa bernafas dalam air.

“Aku... sudah lelah berpura-pura...”, jawab juki dengan tenang.

“Eh?”

“Kau merasakannya kan? Kabangkitan yang sebentar lagi terjadi?”

“Bukankah masih ada waktu?”

“Tidak... ini lebih cepat dari sebelumnya... Air...”, juki menjetikkan jarinya dan membuat gelembung udara untuk seiront dan alex bernafas.

“Ju... juki... maksud... mu apa?”, tanya alex kehabisan nafas.

“Ini... tujuan kami sebenarnya...”, jawab kyu yang sudah mengerti.

“Eh?”

“Karena itu... Fish... attack...”, juki terdengar ragu mengeluarkan serangan itu.

Segerombolan ikan menyerbu alex yang masih belum siap.

“Alex... shield...”, dengan sigap seiront melindungi alex dengan sihir pelindungnya yang ia pelajari dulu.

“Ju... ki... ky... u...”

“Mati atau melawan? Itu pilihanmu...”, ucap ky.

“Ini serius...?”

“Ya...”

“Kh... keinginan adalah penggerak kekuatan... fantasy adalah penyelamat... transform... angel of justice...”, alex agak ragu dengan hal itu.

“Sekarang... lawan aku dengan serius... fisher... trap!”, sebuah pusaran air menyelimuti alex dan seiront yang perlahan berubah menjadi ikan gergaji yang secara beruntun menyerang keduanya.

“Juk... sebaiknya sudahi dulu... ini hanya untuk peringatan...”, ucap kyu.

“Ya... sudah... dismiss...”, langsung saja air yang terkumpul dan ikan yang menyerang alex dan siront menghilang.

“A... auw...”, terlihat darah segar mengalir dari luka keduanya.

“kau percaya atau tidak kau harus percaya... tidak ingin tahu atau ingin... kau harus tahu...”, ucap kyu yang langsung menghilang.

“Sampai jumpa...”, disusul juki yang juga menghilang. Meninggalkan alex dan seiront yang trbaring di tanah dengan keadaan basah dan luka dimana-mana.

- castle -

“Eh... juki...”

“Yo...”

Juki langsung melewati selai hanya dengan sepatah kata itu dan masuk ke dalam sebuah ruangan yang khusus miliknya.

“Juki kenapa?”, tanya selain bingung.

“Bad mood mungkin”

“Heh?”

“tiba-tiba saja dia jadi aneh... terus nyerang alex...”

“Hah!? Itu kan rencananya masih lama”

“Itu juga yang kupikirkan... tapi dia bilang ada yang dipercepat...”

“!?”

“kenapa?”

“Vera sama misa juga bilang bergitu”

“Eh? Dia bilang perubahan yang terlalu cepat dan menghilang...”

“Hah? Nggak jelas...”

“Memang... mangkanya aku nggak ngerti sama sekali!”

Kyu dan selain hanya saling pandangan denagn peniuh kebingungan. Sementara misa dan juki terus mengurung diri di ruangannya masing-masing.

Chaos diminta oleh misa untuk melihat ke tempat tabung yang terus diperhatikan oleh malaikat milik katsu sebelumnya.

“warna ini... apa mungkin kebangkitan memang sudah dekat?”

“Kemungkinan itu... 99% benar...”

“Princess vodoo?”

“Aku sudah membacanya di bagian yang pernah kuartikan”

“Eh?”

“kebangkitan akan segera terjadi bilamana cairan menjadi tak berwarna... namun kebangkitan akan kejahatan akan terjadi bilamancairan menjadi putih...”

“Kalau begitu penyebab queen...”

“Misa kenapa?”

“dia...”

- Di lain hari -

“Kee... giamana keadaanya?”, tanya michi sambil menyibakkan tirai di hadapannya.

Di dalam sebuah kamar alex masih tertidur dengan bekas luka di tubuhnya dan berbagai perban menyelimuti tubuhnya.

“Iya... sudah agak baikan dari sebelumnya”, jawab keechi.

“Trus seiront?”

“Um... dia sih lagi pergi sama rin... katanya ngambil obat...”

“Gitu...”

“Michi...”

“Hm?”

“Apa benar yang di ucapin seiront itu bener? Kalau juki dan kyu yang nyerang mereka?”

“Entahlah... berharap saja itu nggak bener...”

“Kenapa kayaknya kamu g yakin gitu?”

“Aku pengen percaya kalau itu g bener... tapi liontin milik mereka ada di sana...”

“Mungkin saja terjatuh kan?”

“Kalau terjatuh pasti mereka akan kembali... tapi nyatanya?”

“Gi... gimana kalau itu dicuri? Mereka kan nggak tahu ada dimana kalau gitu...”

“Kalau dicuri... kemungkinan tipis...”

“Maksudmu...”

“Tapi kita kan nggak tahu... jadi tetaplah percaya sama mereka...”

“Um...”

Michi tersenyum pahit.

Saat itu mereka masih belum memberi tahu yang lain mengenai hal itu. Mereka masih belum yakin, karena itu mereka memutuskan untuk diam saja.

- pip...pip...pip -

“Ada panggilan tuh...”, ucap keechi.

“Dari killua...”

“Coba angkat...”

“Iya...”

‘michi!’

“Oh kil... da apa?”, michi melangkah keluar karena tidak ingin menggangu alex yang masih istirahat.

‘Kabar buruk barusan aku ketemu choyan sama stra...’

“Kabar baik kali...”

‘Bukan... kabar buruk!’

“Buruk dimananya?”

‘Mereka bilang kyu sama juki mata-mata’

“Jadi itu bener?”

‘Eh?’

“darimana mereka tahu?”

‘Mereka sendiri yang melihatnya’

“Eh?”

‘Juki... meatball fighter fish face... kyushi... soul of fight...’

“Lalu?”

‘Keduanya adalah orang yang meneror dunia ini sejak 500 tahuan yang lalu’

“Tapi kan kil...”

‘Tidak ada tapi-tapian...’

“Eh?”

‘Kita berkumpul di kafe sekarang! Cepet kembali!’

P.S

From pengarang yang mulai sedeng ^_^;

Ada yang tahu kenapa vera jadi wanita tua?

Padahal bisa saja dia muncul dengan wujud POV...

a. iseng

b. g ada kerjaan

c. mau nyoba cosplay

d. latihan akting

e. dasarnya emang gitu, kan dia udah 500 tahun lebih

One more thing

Karena 1 dan lain hal jadi dipercepat endingnya...

Jumat, 05 Juni 2009

Another art


Last boss and last chara
(ruise)


Sesuai permintaan dari beberapa pihak
yang merah di badannya itu darah lho
(chaos)